Kamis, 31 Desember 2009

Effendy Ghazali: Intelijen Telat

"Seharusnya juga dilawan dengan metode ilmiah," kata Effendy Ghazali.

Arry Anggadha, Fadila Fikriani Armadita

Buku Gurita Cikeas (Vivanews/ Amatul Rayyani)
VIVAnews - Buku 'Membongkar Gurita Cikeas' terus menuai kontroversi. Pakar komunikasi Politik Effendy Ghozali mengatakan kalau mau melawan, silakan lawan dengan buku.

"Buku dilawan dengan buku," ujar Effendy, usai penyerahan KOMPAK's People of the Year, kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Demikian pula dengan metode ilmiah. "Seharusnya juga dilawan dengan metode ilmiah," kata dia, Rabu 30 Desember 2009.

Menurut Effendy apabila benar ada intelejen yang tahu soal penulisan buku tersebut, seharusnya dia mengetahui kapan, siapa, dan di mana buku tersebut dibuat. "Sekarang saja kepanasan, intelejennya telat," ujarnya.

Effendy mempersilakan apabila buku bersampul putih tersebut diajukan ke pengadilan."Silakan saja, kalau bisa menemukan celah hukumnya," kata Effendy. Dia mengatakan apabila metode Aditjondro dianggap lemah, pihak yang tidak sepakat silakan menghadirkan metode lain.

Effendy mengaku siap menjadi saksi ahli triangulasi apabila buku Aditjondro ini diperkarakan. Pakar komunikasi politik ini mengaku dirinya pernah satu kelas dengan Aditjondro di Universitas Cornell Ithaca Newyork, pada tahun 2000. "Kami diajari betul oleh dosen soal triangulasi," katanya.
• VIVAnews
Postingan Terkait Lainnya :


0 komentar:

Posting Komentar

 

Kategori

Site Info

Blog ini dalam masa perbaikan